CIKANIKI, Sukabumi - Lahan seluas 113, 000 hektare membuat hutan tropis yang berada di kawasan Cikaniki Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Jawa barat, Sukabumi menjadi tempat perhelatan bagi para peneliti dan satwa liar yang ada lingkaran hutan tropis. Hal ini disebabkan karena kawasan ini dihuni lebih dari 500 spesies tumbuhan dan 200 spesies burung tinggal dan menjadi pusat resapan air bagi daerah sekitar.
Sejak tahun 2003 lalu, hutan tropis ini mulai dikembangkan secara intesif dan menjadi daya tarik bagi para peneliti, baik dari dalam dan luar negri. Tentunya daya tarik tersebut tidak pernah lepas dari keragaman hayati dan sumber daya alam yang menjadi tempat bergantung spesies hewan dan tumbuhan.
Dengan hidupnya beberapa satwa dilindungi seperti Elang Jawa, Macan Tutul jawa, Owa Jawa, surili dan beberapa jenis lainnya. Para peneliti bisa dengan bebas bercengkrama dengan objek alam sekitar, sekaligus memanjakan mata dengan menyaksikan primata langka, burung dan siklus kehidupan hutan.
Tidak hanya itu saja, lahan yang banyak menyimpan segudang ilmu pengetahuan ini juga menjadi wilayah tangkapan air untuk daerah sekitarnya. Dimana hutan tropis tersebut dikelilingi oleh dua gunung, yakni gunung salak dan gunung halimun.
Uniknya lahan yang dikelola oleh perhutani memiliki jembatan bertajuk (Canopy Brige) yang lokasinya berada ditengah hutan. Jembatan tersebut memiliki tingginya sekitar 25—30 meter diatas permukaan tanah dan terbentang sepanjang 100 meter. Adapun Tujuan pembuatan jembatan tersebut untuk memudahkan para peneliti dan pengunjung dapat mengamati kehidupan di atas pohon.
Pada awal mulanya, daerah konservasi Cikaniki ini dibuat untuk kepentingan penelitian, namun seiring dengan perkembangannya, tempat ini dibuka untuk umum.
Seperti kebanyakan hutan tropis, kawasan konservasi Cikaniki hampir setiap hari diguyur hujan. Apalagi dimusim hujan yakni antara bulan Oktober hingga April. Uniknya lagi, tempat tersebut makin menunjukan kemolekannya usai hujan turun. Ditambah lagi jatuhnya cahaya sinar matahari pada setiap pohon dan ujung daun.
Bisa dikatakan, kawasan ini seperti labolatorium hidup dan benar-benar alami. Untuk mencapai daerah ini, harus melewati jalan setapak sepanjang 1,8 km dari pos penjagaan. Selama perjalanan, pengunjung dapat melihat berbagai satwa khas hutan hujan tropis dan tumbuhan, seperti pohon Rasamala yang tingginya mencapai 10-25 meter keatas.
Selain itu aneka tumbuhan yang banyak dijumpai seperti tanaman bunga Anggrek, jamur, tanaman carnivora seperti Kantong Semar, rumah semut hingga rayap yang menggerogoti pohon tumbang.
Pengelola kawasan hutan Cikaniki sendiri memberlakukan peraturan untuk tidak mengotak-atik pohon yang sudah tumbang. Tujuannya agar ekosistem dan siklus rantai makanan tidak terputus, selain itu pengunjung sendiri tidak boleh memetik tanaman yang tumbuh, khususnya seperti anggrek dan Kantong semar.
Peringatan mengenai peraturan tersebut menempel di batang pohon bersamaan dengan penunjuk arah yang ada di sepanjang jalur menuju jembatan gantung.
Kawasan hutan tropis Cikaniki dapat ditempuh melalui kecamatan Kabandungan, Sukabumi 2,5-3 jam perjalanan dari Jakarta. Untuk kondisi jalannya masih dari jalur utama hingga Kabandungan cukup baik dan tersedia angkutan umum.
Namun ketika masuk kawasan Taman Nasional, jalan yang ditempuh penuh bebatuan sepanjang 28 Km yang hanya bisa dilewati kendaraan pribadi atau sejenis jeep, bisa juga menggunakan motor yang basic dasarnya trail. (dharma)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar