Selasa, 26 Juli 2011

Wayang Orang Sriwedari dan Pergolakan Modernisasi

Tidak seperti kebanyakan gedung pementasan seni lainnya di kota-kota besar yang menampilkan nuansa elegan dengan berbagai macam pernak-pernik didalamnya. Panggung pementsan wayang orang yang berada di Jl. Slamet Riyadi, Desa Laweyan, Surakarta yang dibuat oleh kasultanan Paku Buwono ke X pada tahun 1907 tetap mempertahankan ciri kesederhanaan dan konsistensi seni Tanah Jawa meski tergerus arus modernisasi.

Mulanya, ruang teater yang dapat menampung 700 penonton sengaja dibangun sebagai tempat berkumpulnya seniman jawa untuk menuangkan segala bentuk apresiasi dan hasil karya. Salah satunya adalah kesenian wayang orang yang pernah merasakan masa keemasan sekitar than 1990-an.

Dimasa keemasannya tersebut, wayang orang mendapatkan antusias tinggi dari kalangan seniman Indonesia dan masyarakat Indonesia. Tidak jarang turis asing saling berebut kursi dengan penonton lainnya ketika pementasan berlangsung yang dimulai pukul 20.00 sampai 22.00 WIB.

Uniknya dalam pementasannya, lakon dan cerita yang perankan selalu berganti-ganti menurut penangggalan Jawa yakni,Pon,Wage, Kliwon, Legi, Pahing. Hal ini dimaksudkan agar penonton tidak bosan dengan tema cerita yang dibawakan. Selain itu, selama pertunjukan penonton bebas menempati tempat duduk dan tidak ada perlakuan VIP.

Interiornya pun cukup sederhana, sepanjang deratan bangku penonton terdapat beberapa  lukisn raja jawa yang menaiki kereta kencana dan diiringi bala tentara yang berpakain mirip tentara Belanda. Jejeran bangku yang terpasangpun tidak begitu mewah, hanya terbalut busa tipis dana rangka besi sebagai kaki-kakinya. Persis didepan panggung seperangkat alat penabuh gamelan lengkap dengan sinden yang siap mengiringi tembang lakon pertunjukan.

Namun siapa sangka gedung pementasan yang sudah berusia 101 tahun ini mulai ditinggalkan dan tidak lagi dipandang sebagai primadona hiburan rakyat. Terlihat pada setiap jdwal pementasan yakni pada hri Senin, Rabu dan jumat malam banyak para orang tua yang sudah lanjut usia datang kembali ketempat ini, sekedar ingin bernostalgia dan sedikit sekali muda-mudi terlihat.

Tidak hanya itu saja, banyak komedia Srimulat yang merintis kriernya disini. Harga tiketnypun tidak terlalu mahal, cukup merogoh kocek Rp.3.000 bisa menikmti pertunjukan dengan cerita yang kaya akan khazanah budaya dan sejarah Indonesia nan jenaka.
   
Seiring dengan perkembangan modernisasi, kesenin wayang orang secara perlahan ditinggalkan oleh penggemarnya dan para pemainnya yang sudah tidak bisa melakoni tokoh pewayangan karena sudah lanjut usia bahkan ada yang belum sempat mendapat penggantinya hingga akhirnya meninggal dunia.

Masyarakat, khususnya generasi muda saat ini sudah enggan untuk mencintai hasil kebudayaan dan kesenian bngsanya sendiri. Banyak yang tidak peduli dan acuh begitu saja. Hanya segelintir saja yang mau peduli itupun hanya sebatas penelitian atau sekedarnya.

Meski demikian, para seniman wayang orang di taman hiburan rakyat Sriwedari tidak mau terus menerus mengalah dengan modernissi yang menggerogoti warisan budaya Indonesia, bahkan pihak Kraton Surakarta dan pengelola semakin giat mengabdikan dirinya untuk kesenian yang kaya sarat makna cerita kehidupan, menjunjung tinggi kearifan lokal masyarakat Jawa yang tekun, santun, ramah-tamah dalam bersikap dan berbicara. (dharma)

Minggu, 24 Juli 2011

Buku Kecil Untuk Meraih Mimpi

Berawal dari minimnya ilmu pengetahuan dan lahan pertanian tidak terurus, sekelompok pemuda yang mengtasnamakan dirinya Saung Pemuda dari desa Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten berusaha mewujudkan kampung halamannya dengan membuat perpustakaan mini guna melek ilmu pengetahun.

Gagasan untuk membuat perpustakaan ini dilandasi atas dasar kurangnya perhatian pemerintah terhadap fasilitas pendidikan dan dari tenaga ahli dalam hal ilmu pengetahun dan teknologi. Tidak hanya itu saja, mayoritas para remaja setempat yang sudah menyelesaikan pendidikan banyak yang pergi begitu saja dan meninggalkan kampung halaman tercinta, guna memilih hidup di kota besar untuk mengais rezeki. Tentuny ilmu yang didapat selama mengeyam bangku pendidikan ketika di sekolah, ilmu yang didapat menjadi sia-sia dan tidak bisa diterapkan dimasyarakat.

Meski, Desa Cibeber merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam hayati, mulai dari hutan, sawah dan berbagai macam jenis pertanian yang bisa dikembangkan. Seiring dengan kepergian para remaja, lahan subur itu kemudian berubah menjadi lahan yang tidak terawatt. Hanya sebagian kecil saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjalakan roda perekonomian dengan cara bertani.

Tekad untuk membuat perpustakaan di kampung halaman tercinta bukanlah hal mudah dan tidak semudah membalikan telapak tangan. Banyak hambatan dan menemui perdebatan panjang, mulai dari penyediaan tempat, izin kepala desa dan banyak hal lainnya yang bersifat meragukan dari masyarakat desa.

Berkat tekad kuat dan ketekunan, Saung Pemuda mulai menggerakan langkah pertamanya dengan mengkoordinir para remaja yang merantau di Jakarta sebagai motor penggerak dalam mewujudkan perpustakaan. yakni dengan membuat iuran Rp. 10.000 untuk setiap orang dan ditarik satu bulan sekali guna keperluaan pengadaan buku.

Ironisnya, harga buku pelajaran semakin melonjak tinggi, hingga hal ini membuat dana iuran tidak cukup untuk membeli buku-buku pelajaran yang berkualitas. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat pejuang ilmu pengetahan untuk mewujudkan komitmennya. Bahkan menjadi pemacu semangat untuk pembuatan ruang ilmu pengetahuan.

Seiring dengan berjalannya waktu, Saung Pemuda menjalin kerjasama dengan Delapan Penjuru, yakni sebuah komunitas petualang yang mendedikasikan kegiatannya untuk mencerdaskan bangsa. Meski bukan kominitas besar, namun tekad dan semangat untuk membuat pendidikan bagi anak-anak pelosok di Indonesia menjadi lebih baik.

Tidak kurang, bahkan lebih dari 1.200 buku layak pakai (bekas) dapat tersalurkan dan dimanfaatkan oleh anak-anak yang berada di daerah perbukitan desa Cibeber. Tanpa biaya yang besar dan memiliki semangat kuat, buku pelajaran yang terdiri dari bebagai ilmu pengetahuan sampai ditujuan, meski harus menempuh jarak ratusan kilometer dari Jakarta.

Niat untuk membangun perpustakaan mini ini merupakan sebuah prestasi yang membanggakan bagi Saung Pemuda dan Delapan Penjuru dalam hal mencerdaskan anak-anak desa pedalaman dibidang pendidikan. Dengan harapan kedepan, anak-anak desa yang tumbuh menjadi remaja tidak perlu lagi mengais rezeki ditanah orang lain, melainkan membaktikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat dan menjadi tuan rumah di kampung halaman tercinta.(dharma)

Selasa, 12 Juli 2011

Masjid Suci Kepulauan Maluku

Maluku memang menyimpan beragam cerita dan segala pernak-pernik wisatanya. Tidak hanya menawarkan panorama pegunungan dan pantai saja, bahkan benteng sisa-sisa penjajahan masih berdiri dengan kokoh dan kekar. Begitu juga dengan penyebaran agama Islam yang ikut andil dalam catatan sejarah panjang di daerah yang mendapat julukan 'Manise'.

Salah satunya adalah Masjid Wapaume. Menurut lagenda, masjid ini dahulunya berada di daerah pegunungan desa Kaitetu, setelah tahun 1414 masjid tersebut berpindah keberadaannya ditengah-tengah desa dengan sendirinya. Pindahnya bangunan masjid diyakini masyarakat karena ada kekuatan supranatural. Namun satu orang pun tidak ada yang tahu siapa yang memindahkannya.
      
Banyak dari masyarakat setempat yang berada di desa Kaiteu beribadah ditempat ini dan menjaga bentuk bangunan seperti aslinya. Terlihat dari dinding Masjid yang terbuat dari batang bambu dengan ornament kaligrafi sedehana di atas kayu ditambah dengan motif ornament khas Maluku.

Uniknya lagi, masyarakat enggan mengganti atap Masjid dengan bahan baku modern dan masih menggunakan daun sagu. Sedangkan pada ujung atapnya terdapat kubah yang dinamakan tugu ‘Alif’. Menurut filosofinya kehadiran Masjid Wapaume adalah masjid pertama di Maluku sekaligus menandakan penyebaran agama Islam sudah sampai di daerah penghasil cengkeh dan pala terbaik. Hal ini sama halnya dengan huruf 'Alif' dalam ejaan huruf Hija'iyah pertama dibaca yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran.
 
Sedangkan disetiap siku masjid tedapat penunjuk arah kiblat yang berisi tulisan Allah dan Muhammad. Tidak hanya itu saja, didalam bangunan tersebut terdapat benda-benda bersejarah lainnya, seperti Al-Quran yang asli ditulis dengan tangan, tongkat imam masjid, bedug yang terbuat dari batang pohon kelapa, lampu minyak yang terbuat dari tembaga dan masih banyak lagi benda sejarah lainnya yang tersimpan di masjid tua wapauwe. 


Untuk berkunjung ke Lokasi Masjid, sebaiknya Anda menjaga kesopanan dalam berpakaian.Tidak jarang wisatawan yang ditegur oleh penjaga masjid karena pakaian yang dikenakan tidak sopan. Dan biasanya pengunjung hanya diperbolehkan melihat sampai batas teras Masjid, kecuali bagi wisatawan yang ingin menunaikan ibadah shalat dan berniat baik ketika berada dilokasi ini. 



Jumat, 01 Juli 2011

Karimunjawa Surga Bagi Para Penyelam

Karimun Jawa, Jawa Tengah – Karimun jawa banyak dikenal oleh sebagian orang sebagai surge para pecinta olahraga Diving. Terlihat dari pesona bawah laut yang masih jarang tersentuh tangan manusia dan pencemaran lingkungan. sehingga para penyelam (Diver) merasa nyaman melakukan kegiatan di bawah laut.

Tidak hanya itu saja, Ikan hias laut seperti Clown Fish, Angel Fish, Coral, Anemon, Teripang dan lain –lain banyak ditemui pada kedalaman lima meter di bawah permukaan laut. Karena keanekaragamannya baharinya tersebut, Jejeran Pulau Karimun Jawa menjadi pusat pehatian wisatawan Lokal dan mancanegara sebagai salah satu refrensi wisata bahari.

Keelokan pesona bawah laut Karimun Jawa ternyata membuat pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah menjadikan tempat ini sebagai Taman nasional pada 15 Maret 2010. Mengingat kawasan ini banyak menyimpan 400 spesies fauna laut, 242 diantaranya adalah ikan hias. Tidak hanya itu saja, di kawasan ini pula menjadi rumah bagi habitat Elang laut dada putih, Penyu Sisik dan Penyu Putih.

Taman Nasional Karimunjawa juga menyimpan keistimewaan tersendiri, tidak jarang wisatawan menyebutnya sebagai ‘Nirwana terpendam’, Karena panorama bawah laut yang indah dan suasana tenang di pesisir pantai. Ditambah lagi dengan deburan ombak yang tidak terlalu besar, menambah cerita saat berkunjung di daerah ini.

Kawasan wisata yang memiliki iklim tropis dan memiliki suhu minimum 22 drajat celcius, memberikan  kesan tersendiri. Dengan berbagai panorama alam tropis dan keindahan bawah laut, berbagai aktivitas seperti memancing, Snorkling, Diving, atau berjemur dapat dilakukan kapan saja. Bahkan ada masyarakat yang menyewakan perahu, yang di tengah badan kapal terdapat kaca tembus pandang ke dasar laut, agar para wisatawan dapat melihat ekosistem di bawah laut.

Pulau karimunjawa sebdiri terdiri dari 27 pulau kecil dan lima buah pulau besar yang berpenghuni, pulau yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan adalah Pulau Menjangan Besar dan Pulau Menjangan Kecil. Kedua pulau tersebut merupakan sumber perekonomian masyarakat setempat. Dimana Pulau Menjangan besar sebagai pusat kerajinan berupa cenderamata dari batu-batuan pantai, tongkat kayu yang terbuat dari bahan kayu nyampulung.

Konon kayu nyamplung adalah jenis pohon yang batangnya dijadikan tongkat oleh Sunan Muria dan kayu tersebut dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai bahan obat-obatan.  Namun akibat merebaknya penebangan hutan secara liar, pohon nyamplung sulit ditemui, bahkan sebagaian masyarakat pohon tersebut sudah punah.

Sedangkan Pulau menjangan Kecil merupakan tempat penangkaran penyu dan berbagai jenis fauna laut lainnya. Di tempat ini pula terdapat Wisma Apung yang terbuat dari anyaman bambu, sehingga penginapan ini menjadi tempat favorit untuk menginap bagi wisatawan.  Karena penginapan ini memiliki daya trik tersendiri, yakni tepat dibawah penginapan tersebut terdapat penangkaran ikan Hiu, sehingga pengunjung dapat bercengkrama dengan binatang buas tersebut atau sekedar memberi makan.  

Diresmikannya gugusan pulau Karimunjawa menjadi Taman Nasional, ternyata membawa berkah bagi masyarakat setempat, terutama dalam hal perekonomian dan pemanfaatan sumber daya manusia. Selain itu sarana yang diberikan pemerintah dalam hal pendidikan mengarah pada pembudidayan rumput laut dan ilmu perikanan.  

Menurut lagenda, Gugusan Pulau Karimunjawa ditemukan pertama kali oleh Amir Hasan, anak lelaki dari Raden Umar Said atau biasa dikenal dengan Sunan Muria. Dirinya menerima hukuman dari ayahnya untuk menyendiri dan merenungi kesalahannya di sebuah pulau yang terlihat Krimun-krimun (Sebutan bagi orang jawa yang berarti samar-samar) dari puncak Gunung Muria tempat tinggalnya.

Pulau yang terlihat samar-samar tersebut banyak dihuni oleh orang jawa yang mengungsi saat terjadinya perang kerajaan Majapahit dengan Kerajaan Demak. Sehingga secara spontan Amir Hasan menyebut pulau tersebut KrimunJawa, yang artinya Pulau yang terlihat samar namun berpenghuni orang jawa. (dharma)

127 Hours

127 Hours

Pernahkah anda terbayang terperangkap sendirian diantara bebatuan dan tidak ada seorangpun yang bisa menolong anda? Sakit, haus, lapar, lelah, dan kesepian. Inilah yang terjadi pada seorang pendaki bernama Aaron Ralston, Ralston harus berjuang untuk mempertahankan hidupnya setelah ia terjatuh dan terjepit pada sebuah lembah di Canyonlands National Park. 

Kisah Aron Ralston sendiri kemungkinan besar adalah salah satu kisah nyata mengenai kemampuan manusia untuk bertahan hidup yang paling menakjubkan yang pernah ada. 

Film yang diangkat seorang Danny Boyle dari novel autobiografi berjudul Beetween A Rock and A Hard Place (2004), yang ditulis sendiri oleh Aaron Ralston merupakan film yang memberikan sebuah pemikiran mendalam mengenai kehidupan. Belajar dari kesalahan fatal yang telah diperbuat untuk kemudian memperbaikinya dan terus melanjutkan hidup, sebuah hasil yang sangat jarang untuk dicapai banyak film Hollywood akhir-akhir ini.

Kisah Aron Ralston yang dihadirkan oleh Boyle sendiri, harus diakui, mampu ditampilkan dengan tingkat intensitas yang sangat terjaga. Begitu terjaganya tingkat intensitas tersebut, kisah ini terkadang sangat menegangkan untuk disimak. Di sisi lain, begitu menegangkannya 127 Hours, kisah ini tetap berhasil menyampaikan sisi drama film ini yang dihadirkan lewat berbagai memori Ralston. Begitu personal dan sangat mampu menyentuh.

Kunci keberhasilan film ini juga berada di tangan seorang James Franco yang memegang kendali penuh atas seluruh aliran emosi yang hadir selama film ini berjalan. Sebagai karakter Aron Ralston, Franco berhasil tampil sebagai seorang karakter yang sangat mudah untuk disukai. Semangat Ralston untuk tetap bertahan hidup dan tidak mudah menyerah begitu terpancar dari setiap ekspresi yang dikeluarkan oleh Franco. Hal ini yang kemudian penonton secara perlahan akan jatuh hati pada karakter Ralston dan begitu mencurahkan perhatian pada dirinya. 

Ada satu momen di film ini dimana Ralston dipaksa untuk mengorbankan anggota tubuhnya untuk dapat bertahan hidup. Boyle berhasil menghadirkan adegan ini dengan begitu dramatis dan Franco mampu membawakan karakternya dengan begitu baik sehingga adegan ini menjadi begitu mendebarkan dan akan membuat anda meneteskan air mata.

Satu lagi film yang layak ditonton, karena 127 Hours merupakan sebuah karya yang walaupun begitu sederhana, namun mampu menyentuh, inspiratif dan dengan tampilan yang begitu kuat.(Zulham)

Walang Sibu-Sibu Bangga Menjadi Bagian Ambon Manise

Wisata kuliner yang wajib Anda kunjungi ketika berwisata di Maluku, tepatnya Kota Ambon, yaitu kedai kopi Walang Kopi Sibu-Sibu. Karena tempat ini menyajikan hidangan kopi khas Pulau Ambon dan suasana ala Hawaian yang sebelumnya jarang ditemui di kota-kota besar.


Kopi yang menjadi andalan dari kedai kopi ini adalah kopi Sibu-sibu dan Kopi Rarobang.  Jenis kopinya sendiri berasal dari biji kopi Robusta yang sudah dihaluskan dengan cara tradisional, sedangkan komposisi penyajiannya dicampur dengan menggunakan bubuk cengkeh halus, kemudian ditaburi biji ketapang muda sebagai penghias dan pelengkap aroma kopi.


Harganya pun cukup terjangkau. Namun soal rasa, aroma dan kualitas penyajiannya tidak kalah dengan kedai kopi modern. Cukup merogoh kocek sebesar Rp. 8.000 / cangkir, Anda bisa berdendang bak nyong Ambon Manise. Selain itu aneka cemilan yang disajikan wajib Anda juga wajib mencobanya misalnya seperti kue labu, Bruder Sageru (kue sagu), Simoli dan masih banyak lagi kue tradisional lainnya.

Uniknya, Kedai kopi yang berada di Jalan Said Perintis, Ambon memiliki design interior unik. Yakni seluruh ruangan dipenuhi dengan berbagai macam poster dari tokoh terkenal yng berasal dari Maluku, mulai dari Atlet, pemusik, hingga Miss Universe. Misalnya seperti Geovani Van Broncos, Daniel sahuleka, Ais Lawalata, Shelina Manuhutu dan masih banyak lagi tokoh terkenal lainnya.

Menurut pemiliknya Ibu Liyla, poster ini sengaja dipajang sebagai sumber inspirasi pemuda Maluku, khususnya Pulau Ambon untuk lebih mencintai daerahnya sendiri dan tidak meninggalkan tradisi yang sudah ada sejak dahulu kala.  Selain desain interior yang unik, Anda juga dihibur dengan music ala Hawaiian. Mengingat Maluku terkenal eksotisme bibir pantai yang indah.   

Sejenak sambil menikmati kopi dan berbagai cemilan yang tersedia, Walang Sibu-sibu yang mulai buka dari pukul 09.00-21.00 WITA juga menjual berbagai macam souvenir, mulai dari CD music tradisional dan berbagai macam kaos dengan berbagai motif yang unik.